Newest Post


lkti 2014


Salam mahasiswa! Hai kawan, kali ini program studi Pendidikan Biologi FKIP UNEJ proudly present to you our most wanted events. "LKTI 2014 dengan tema Mewujudkan Indonesia Berbasis Bioteknologi Menuju ASEAN Community 2025" . Terdapat berbagai sub-tema yang bisa kalian pilih sob. Ada bidang Kesehatan, Pangan, Lingkungan, dan Pertanian. So come on guys,, come join us. Prove your self, grab a lot of interesting things here. It will be lot of fun and more experience for you. What you witing for?, it is your time....... :D

LKTI Pendidikan Biologi UNEJ 2014

Sunday, 11 May 2014
Posted by Unknown
Life Journey
Life After Graduation-The New Journey
Name   : Ridlo Firmansyah
Class    : A inter
NIM    : 130210103078

Hi, my name is Ridlo Firmansyah, I’m eighteen years old. Now, I study at Faculty of Teacher Training and Education Jember University. When I were on University, it’s like i’m studying forever, but after three or four years, suddenly it’s look like I’m being inducted into Gryffindor, before a strange person in a funny shaped hat announces my name and my degree title by the words of “Dengan Pujian” . I have suddenly graduated from university. What an amazing feeling it is. Despite regaining some time to watch television without feeling guilty, it is a feeling that keeps me wondering what’s next. I didn’t exactly know what that would be for me, and I was entirely ready to find out either.
I have three plans to do after graduating from this University. First, I will continue my study to get a master degree. I hope to get a scholarship to study in foreign country or in my country. But I will do my best to get a scholarship to study abroad, especially on Japan. Why on Japan? Well, I’ve a dream. Someday, I must place this foots to the Japan. I’m so excited when I heard about Natsu, Ramen, Katsudon, Nakama, Cherry blossoms of Sakura, Hanami, everything about Japan. I hope I can go there someday to study there. We’re still a young people, so let we leave our footprints on every place we want. Second, after finished my master degree, I want to realize my dreams to be a teacher or a lecturer or even a Minister of Culture and Education of Indonesia (Is that a big dream? But I’m not afraid to have a big one).

How about the marriage?. Wait for a minute. I will not marriage before I have enough money for my wife and my family. It’s useless to marriage quickly but we have no saving to fulfills our family’s needs. For a baby, for house needs, for education, etc. That’s why I must get a right job first. Third,  I will get married and try to make a beautiful family. I will try to be faithful to my wife and also try to be a good “heroes father” for my children. Last, I will give a present to my beloved parent. I will take them to go to Mecca and do the pilgrimage together. Amin..

The New Journey of FKIP Biology UNEJ's Students

Sunday, 4 May 2014
Posted by Unknown
Tag :
Unej Car Free Day

Terbayang tidak di benak kita apabila ada satu hari dalam seminggu di mana itu tidak ada kendaraan yang berlalu lalang sama sekali?. Mungkin kita bisa melakukan hal-hal yang tidak pernah kita lakukan apabila jalanan itu penuh dengan kendaraan bermotor. Kita bisa berlari-lari di jalan tanpa harus diteriaki "Awaaasss,, ada truukkk!!!", kita bisa tidur-tiduran di jalan, melihat mentari pagi, tanpa harus diklakson dan dilindas oleh kendaraan (agak sadis ya, well its ok), kita bisa berselfie ria di tengah jalan, asik kan. Yap, satu hari dalam seminggu di mana kita bisa terbebas dari polusi "kentut" kendaraan bermotor, atau dari suara mesin yang parau itu. Kita bisa bernapas dalam tanpa terbatuk nyesek. Bisa mendengar dengan jelas nyanyian alam. Kicauan burung, gemerisik dedaunan, suara jangkrik (ga mungkin juga jangkrik keluar pagi). Inilah yang hendak dituju oleh Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Jember. Melalui aksi nyata memperingati ulang tahun bumi kita tercinta. Our earth and our planet. Salah satu bentuk aksi nyata yang ingin dicapai yakni mewujudkan sehari bebas kendaraan bermotor (Car Free Day) di lingkungan Kampus Universitas Jember.
Unej Car Free Day

Kenapa Car Free Day? well, its our real action to save our planet. To make our planet can breaths longer. Mari kita bebaskan bumi kita dari racun "kentut" kendaraan bermotor, dari "nyanyian parau" kendaraan bermotor. Cukup sehari, maka kita akan merasakan perbedaan yang nyata. Kita bisa bernapas lebih dalam dari biasanya, kita dapat merasakan kualitas udara yang berkali lipat lebih baik dari biasanya, oksigen sehat akan mengalir dalam diri kita sehingga membuat tubuh kita lebih fit, sehat, dan awet muda. Car Free day juga dapat digunakan sebagai sarana kumpul-kumpul bersama, olahraga bersama, bermain bersama, senam poco-poco bersama, atraksi skateboard, atraksi drama, dan lain-lain. Everything at one, ON THE WAY, ON THE ROADS. Kita penguasa jalanan, kita bisa gunakan jalanan sebagai arena bermain futsal, arena bulu tangkis, kasti, maraton, balapan tamiya, dan lain-lain. All things that you can't do on normal day.
Berikut hal-hal yang bisa kamu lakuian ketika Car Free Day versi Kontrakan Edukasi
1. Narsis
Yah,, kapan lagi bisa jepret-jepret di tengah lengangnya jalanan. Rare moments banget
Unej Car Free Day

Unej Car Free Day

Unej Car Free Day

2. Tidur
Tidur di tengah jalan, asik juga, tidur di kamar kan sudah terlalu mainstream, sekalian terapi sakit punggung menggunakan aspal. Itung-itung saingan sama polisi tidur.
Unej Car Free Day

3. Pamer Kendaraan Ramah Lingkungan
Punya onthel? BMX? Fixie? Sepatu Roda? Scooter? bawa aja meenn,,, muter-muter area kampus, dijamin kereen abis. Apalagi ditambah atraksi gitu, sekalian numpang beken. Bisa buat nambah dompet loh, buka aja ojek onthel.
Unej Car Free Day

Unej Car Free Day

Unej Car Free Day

Unej Car Free Day

Unej Car Free Day

4. SKJ Bareng
Jarang senam kebugaran jasmani? di sini tempatnya,,, kamu bisa nostalgia ama senam POCO-POCO yang begitu melegenda. Atau, flash mob bareng-bareng juga asik, goyang bang jali, gangnam style, semua bisa. Sehat iya, seru juga.
Unej Car Free Day

See,, banyak hal positif dan ramah lingkungan yang bisa kita lakukan. Kita bukikan bahwa kita dapat menjadi sahabat bumi, earths warrior sang pelindung bumi, bukan sosok antagonis arogan yang terus menerus berjalan di atas bumi dengan membawa kerusakan. Yuk saatnya kita berbuat nyata untuk bumi kita. Tinggalkan kendaraan bermotor kita, kita bawa sepeda fixie, onthel, becak, skateboard, gowes, sepatu roda, sepatu biasa, sandal japit, yang mungkin sudah jarang kita gunakan. Simple way to make a better place for you and me.
REAL ACTIONS, EARTH DAY 22 APRIL 2014, BE AN EARTH WARRIORS
READ MORE ABOUT GLOBAL WARMING 

Unej Car Free Day

Thursday, 17 April 2014
Posted by Unknown
Tag :, Tag :, Tag :
Allright, kali ini kontrakan edukasi ingin berbagi tips memasak bagi kalian para mahasiswa yang lagi kost, kontrak, dan lain-lain. Berikut resep ciamik dari mas Dede Sukma Wardhani untuk membuat malam anda lebih bombastis cetar membahana... Try this
Telor Dadar Gamelan ala Kontrakan Edukasi
1. beli dulu telornya
2. ambil 1 butir
3. keluarkan isinya dengan cara dipecah
4. kasih garam
5. kocok-kocok sampe lemes
6. goreng deh...
7. Tambahkan pupuk organik untuk menambah nutrisi
7. jangan lupa dibolak-balik cek ndak gosong
8. lak wes mateng ditirisno
9. gawe mangan wes..
Taraaaaaa,,,
Telur Dadar Gamelan

Resep Telur Dadar Gamelan ala Mahasiswa Kontrakan

Friday, 4 April 2014
Posted by Unknown

bagian daun
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut:
1.      Upih daun atau pelepah daun (vagina/sheath),
2.      Tangkai daun (petiolus/stalk),
3.       Helaian daun (lamina/blade).

Tumbuhan yang memiliki daun lengkap tidak banyak jenisnya, ch.  pisang (Musa paradisiaca L.), pinang (Areca catechu L.), bambu (Bambusa sp), dll. 
Bagian Lengkap Daun Pisang
Complete Part of Banana Leaves
Bagian lengkap daun bambu
Bagian Lengkap Daun Bambu

Kebanyakan tumbuhan memiliki daun yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut.  Daun yang demikian dinamakan daun tidak lengkap.

Susunan daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan:
1.    Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja;  disebut daun bertangkai. Ch.: nangka (Artocarpus integra), mangga (Mangifera indica), dll.
2.    Daun terdiri atas upih dan helaian, disebut daun berupih atau daun berpelepah. Ch.: padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), dll.
3.    Daun yang terdiri atas helaian saja, tanpa upih dan tangkai, helaian langsung duduk atau melekat pada batang. Daun demikian  dinamakan daun duduk (sessilis), seperti pada biduri (Calotropis gigantea). Daun duduk dapat mempunyai pangkal yang demikian lebarnya seakan-akan melingkari batang atau memeluk batang, oleh sebab itu dinamakan daun memeluk batang (amplexi caulis) ch. pada  tempuyung (Sonchus oleraceus). Bagian daun yang memeluk batang itu seringkali bangunnya membulat dan disebut telinga daun.
4.    Daun hanya terdiri atas tangkai saja, tangkai tadi biasanya lalu menjadi pipih menyerupai helaian daun semu atau palsu, dinamakan: filodia, seperti terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia yang berasal dari Australia, ch.: Acacia auriculiformis.

bagian daun nangka
Daun Nangka yang terdiri atas tangkai dan helaian saja


Vagina and lamina of Zea mays
Daun jagung terdiri atas upih(pelepah) dan helaian daun


Daun duduk biduri
Daun duduk (helaian saja) pada Biduri

Daun memeluk batang tempuyung
Daun memeluk batang pada Tempuyung

filodia akasia
Tangkai daun memipih membentuk helaian daun palsu (filodia) pada Akasia

Alat-alat tambahan atau pelengkap pada daun :
1.    Daun penumpu (stipula), berupa dua helai lembaran daun yang kecil, terdapat dekat pangkal tangkai daun berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda. Pada kacang kapri (Pisum sativum) daun penumpu itu besar dan lebar.  Pada pohon nangka (Artocarpus integra) daun penumpunya mudah gugur, tetapi pada mawar (Rosa sp)  tinggal lama dan baru gugur bersama-sama daunnya.
           Menurut letaknya, daun penumpu dapat dibedakan atas:
§  Daun penumpu yang bebas (stipulae liberae), terdapat di kanan kiri pangkal tangkai daun, ch. pada kacang tanah (Arachis hypogaea).
§  Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkai daun (stipulae adnatae) ch. pada mawar (Rosa sp).
§  Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu dan terdapat di dalam ketiak daun (stipula axillaries atau stipula intrapetiolaris).
§  Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu terdapat berhadapan dengan tangkai daun dan biasanya agak lebar hingga melingkari batang (stipula petiolo opposite atau stipula antidroma).
§  Daun penumpu yang berlekatan dan terdapat diantara dua tangkai daun seperti pada tumbuhan yang pada buku-buku batangnya mempunyai dua daun yang duduk berhadapan, ch. pada mengkudu (Morinda citrifolia). Daun penumpu yang demikian dinamakan daun penumpu antar tangkai (stipula interpetiolaris)

stipula kacang tanah
Stipula Liberae pada Kacang tanah

Stipula adnatae mawar
Stipula Adnatae pada Mawar


Stipula interpetiolaris
Stipula Interpetiolaris pada Mengkudu

macam stipula
a. Stipula adnate pada Rosa sp  b. Stipula yang melebar  pada Pisum sativum c. Stipula   axillaris   d. Stipula antidroma   e. Stipula interpetiolaris pada Morinda citrifolia

2.   Selaput bumbung (ochrea atau ocrea), berupa selaput tipis yang menyelubungi pangkal suatu ruas batang, jadi terdapat di atas suatu tangkai daun. Alat ini berfungsi untuk melindungi daun yang masih muda. Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang kedua, sisinya saling berlekatan dan melingkari batang, terdapat pada Polygonom sp.
selaput bumbung karetan
Selaput bumbung pada karetan (Ficus benjamina)

3.  Lidah-lidah (ligula), suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas upih dan helaian daun pada rumput (Graminae). Alat ini berguna untuk mencegah mengalirnya air hujan kedalam ketiak antara batang dan upih daun, sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan.

ligula graminae
Ligula pada Graminae (rumput-rumputan)

Upih Daun atau Pelepah Daun (vagina)
Daun yang berupih umumnya terdapat pada tumbuhan yang tergolong tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledoneae), antara lain suku rumputan (Graminae), suku empon-empon (Zingiberaceae), pisang (Musa sapientum), golongan Palma (Palmae), dll. Selain untuk melekat pada batang dan memeluk batang, upih daun juga berfungsi sebagai:
§  Sebagai pelindung kuncup yang masih muda, ch. pada tanaman tebu (Saccharum officinarum).
§  Memberi kekuatan pada batang tanaman.  Upih daun semuanya membungkus batang, sehingga batang tidak tampak, ch. pada pisang (Musa paradisiacal). Batang yang tampak pada pisang bukanlah batang tanaman yang sebenarnya melainkan batang semu



Tangkai Daun (Petiolus)
Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Berdasarkan penampang melintangnya dapat dijumpai hal-hal berikut:
§  Bulat dan berongga, ch. tangkai daun papaya (Carica papaya)
§  Pipih dan tepinya melebar (bersayap), ch. pada jeruk (Citrus sp)
§  Bersegi, ch. pada Cyperus sp.
§  Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang.

Adapula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya, ch. pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinia purpurea). Bila dilihat permukaannya, tangkai daun ada yang memperlihatkan kerutan-kerutan, sisik-sisik, rambut-rambut, lenti sel, dll.

tangkai daun kupu-kupu
tangkai daun kupu-kupu
Tangkai daun yang menebal di pangkal dan ujung pada Bauhinia purpurea  (daun kupu-kupu)


Coming soon!!! Helaian Daun (Lamina)


















Bagian-Bagian Daun

Tuesday, 25 March 2014
Posted by Unknown


Wah, pemilu udah  dekat nih mas bro,mbak bro.bagaimana? sudah menentukan pilihan anda? jangan golput yah, karena satu suara dari anda bisa menentukan nasib bangsa ini kedepannya loh. So pilih figur dan partai yang menurut kalian berkompeten, mampu mengemban amanah yakni membela aspirasi dan kepentingan rakyat. Untuk para caleg yang wajahnya terpampang di mana-mana, nih ada sedikit pesan untuk kalian. Mungkin tulisan ini tidak akan sempat anda baca namun....... yah whatever lah, ini hanya nyanyian dari rakyat yang akan engkau pimpin nanti.

Wakil rakyat seharusnya merakyat..Jangan tidur waktu sidang soal rakyat..
Untukmu yang duduk sambil diskusi, untukmu yang biasa bersafari di sana,
Di gedung DPR..
Wakil rakyat kumpulan orang hebat, bukan kumpulan teman-teman dekat, Apalagi sanak famili..
Di hati dan lidahmu kami berharap..
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan..
Jangan ragu jangan takut karang menghadang..
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam..
Di kantong safarimu kami titpkan masa depan kami dan negeri ini,
Dari Sabang sampai Merauke..
Saudara dipilih bukan dilotre,
Meski kami tak kenal siapa saudara..
Kami tak sudi memilih para juara, juara diam juara bohong juara pencuri..
Wakil rakyat bukan paduan suara..
Hanya tahu nyanyian lagu setuju..



Ah iya, satu lagi. kalau sudah terpilih, plis yah jangan malu-maluin pemilih anda. Masa susah payah jadi anggota dewan hanya untuk TIDUR, BERMAIN GAME, NONTON VIDEO TAK SENONOK, plis deh jangan dilakukan, anak SD juga bisa kalau hanya begitu. See? okelah, selamat berjuang yah, nasib bangsa ini bukan untuk dijadikan mainan.


Untuk Wakil Rakyat

Wednesday, 19 March 2014
Posted by Unknown
       BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

 


  

Tugas Makalah
(Disusun untuk memenuhi tugas kelompok)

“Sistem Pemrosesan Informasi”

OLEH :
Anisa Maharani (130210103065)
Ridlo Firmansyah (130210103078)

DOSEN PEMBIMBING : Sulifah Aprilya Hariani S.Pd, M.Pd
           
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIOLOGI
UNIVERSITAS JEMBER
2014



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dengan limpahan rahmat dan karuniaNya kita bisa menyelesaikan makalah Mata Kuliah Belajar Dan Pembelajaran yang bertema “Pemrosesan Sistem Informasi”.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa tugas yang kami susun jauh dari sempurna karena kesempurnaan hanya milikNya. Sehingga makalah ini banyak memerlukan kritik dan saran yang membangun agar tugas kami selanjutnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Terima kasih atas kerjasamanya dan semoga tugas ini bisa diterima dan memberikan manfaat kepada kita semua.






Jember , 01 Maret 2014



DAFTAR ISI

COVER HALAMAN .............................................................................................  i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................  ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................  iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................  1        
1.1  Latar Belakang .....................................................................................  1
1.2  Rumusan Masalah ................................................................................  1
1.3  Tujuan ...................................................................................................  2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................  3
2.1  Teori Belajar Menurut Robert M. Gagne  ................................................ 3
2.2  Penjelasan Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne .................. 5
A.    Sistematika ”Delapan TipeBelajar” ....................................................  6
B.     Sistematika “Lima Jenis Belajar” ........................................................  9
C.     Fase-Fase Belajar .................................................................................. 11
       2.3  Implikasi Teori Gagne dalam Pembelajaran .......................................... 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................  15
3.1  Kesimpulan ............................................................................................  15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 16


BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1.           Latar Belakang


Dalam mempelajari ilmu pendididkan, sering dikemukakan pertanyaan berupa ”mengapa seseorang perlu belajar?” untuk menjawab pertanyaan ini, sepertinya kita sependapat bahwa di dunia ini tak ada makhluk hidup yang ketika baru dilahirkan dapat melakukan segala sesuatu dengan sendirinya, begitu juga dengan manusia. Sejak ia bayi, bahkan ketika dewasa pun, ia pasti membutuhkan bantuan orang lain.
Jika bayi manusia yang baru dilahirkan tidak mendapat bantuan dari manusia dewasa lainnya, tentu ia akan binasa. Ia tidak mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak dididik oleh manusia. Oleh karena itu, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Selain itu, manusia juga makhluk berbudaya, sehingga belajar merupakan kebutuhan yang vital sejak manusia dilahirkan. Manusia selalu memerlukan dan melakukan perbuatan belajar kapan saja dan dimana saja ia berada.
Banyak ilmuan yang telah menemukan teori belajar. Salah satu teori belajar tersebut adalah teori belajar dari Robert M. Gagne, yang akan kami bahas dalam maklah ini.

1.2  Rumusan Masalah 


Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka dapat di rumuskan masalah-masalah sebagai berikut:
1)  Bagaimana teori pemrosesan informasi ?
2)  Bagaimana penjelasan teori pemrosesan informasi dari Robert Gagne?
3)  Bagaimana implikasi teori Gagne dalam pembelajaran?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjawab masalah-masalah dalam makalah yaitu:
1)      Mendeskripsikan teori pemrosesan informasi
2)      Mendeskripsikan teori pemrosesan informasi dari Robert Gagne
3)      Mengetahui dan memahami implikasi teori Gagne dalam pembelajaran.




BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1  Teori Belajar Menurut Robert M. Gagne 

Teori belajar yang oleh Gagne (1988) disebut dengan ‘Information Processing Learning Theory’.Teori ini merupakan gambaran atau model dari kegiatan di dalam otak manusia di saat memroses suatu informasi.Karenanya teori belajar tadi disebut juga ‘Information-Processing Model’ oleh Lefrancois atau ‘Model Pemrosesan Informasi’. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Dalam suatu kegiatan belajar, seseorang menerima informasi dan kemudian mengolah informasi tersebut di dalam memori. Pemrosesan informasi dalam memori manusia diproses dan disimpan dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu Sensory Memory, Short-term Memory, dan Long-term Memory. Model pemrosesan informasi ini dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut:

                2.1.1.  Sensory Memory (SM)

Informasi masuk ke dalam sistem pengolah informasi manusia melalui berbagai saluran sesuai dengan inderanya. Sistem persepsi bekerja pada informasi ini untuk menciptakan apa yang kita pahami sebagai persepsi. Karena keterbatasan kemampuan dan banyaknya informasi yang masuk, tidak semua informasi bisa diolah.Informasi yang baru saja diterima ini disimpan dalam suatu ruang sementara (buffer) yang disebut sensory memory.Durasi suatu informasi dapat tersimpan di dalam sensory memory ini sangat singkat, kurang dari 1/2 sekon untuk informasi visual dan sekitar 3 sekon untuk informasi audio.Tahap pemrosesan informasi tahap pertama ini sangat penting karena menjadi syarat untuk dapat melakukan pemrosesan informasi di tahap berikutnya, sehingga perhatian pembelajar terhadap informasi yang baru diterimanya ini menjadi sangat diperlukan. Pembelajar akan memberikan perhatian yang lebih terhadap informasi jika informasi tersebut memiliki fitur atau ciri khas yang menarik dan jika informasi tersebut mampu mengaktifkan pola pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (prior knowledge).

2.1.2.  Short-term Memory (STM) atau “Working Memory”

Short-term memory atau working memory berhubungan dengan apa yang sedang dipikirkan seseorang pada suatu saat ketika menerima stimulus dari lingkungan. Durasi suatu informasi tersimpan di dalam short-term memory adalah 15 – 20 sekon. Durasi penyimpanan di dalam short-term memory ini akan bertambah lama, bisa menjadi sampai 20 menit, jika terdapat pengulangan informasi. Informasi yang masuk ke dalam short-term memory berangsur-angsur menghilang ketika informasi tersebut tidak lagi diperlukan. Jika informasi dalam short-term memory ini terus digunakan, maka lama-kelamaan informasi tersebut akan masuk ke dalam tahapan penyimpanan informasi berikutnya, yaitu long-term memory.

2.1.3.  Long-term Memory (LTM)

Long-term memory merupakan memory penyimpanan yang relatif permanen, yang dapat menyimpan informasi meskipun informasi tersebut mungkin tidak diperlukan lagi.Informasi yang tersimpan di dalam long-term memory diorganisir ke dalam bentuk struktur pengetahuan tertentu, atau yang disebut dengan schema. Schema mengelompokkan elemen-elemen informasi sesuai dengan bagaimana nantinya informasi tersebut akan digunakan, sehingga schema memfasilitasi akses informasi di waktu mendatang ketika akan digunakan (proses memanggil kembali informasi). Dengan demikian, keahlian seseorang berasal dari pengetahuan yang tersimpan dalam bentuk schema di dalam long-term memory, bukan dari kemampuannya untuk melibatkan diri dengan elemen-elemen informasi yang belum terorganisasi di dalam long-term memory.
Penyimpanan informasi dalam long-term memory dapat diumpamakan seperti peristiwa yang terjadi pada penulisan data ke dalam disket atau hardisk komputer atau pun perekaman suara ke dalam kaset.Kapasitas penyimpanan dalam long-term memory ini dapat dikatakan tak terbatas besarnya dengan durasi penyimpanan seumur hidup. Kapasitas penyimpanan disebut tak terbatas dalam arti bahwa tidak ada seseorang pun yang pernah kekurangan “ruang” untuk menyimpan informasi baru, berapa pun umur orang tersebut. Durasi penyimpanan seumur hidup diartikan sebagai informasi yang sudah masuk di dalam long-term memory tidak akan pernah hilang, meskipun bisa saja terjadi informasi tersebut tidak berhasil diambil kembali (retrieval) karena beberapa alasan.

2.2  Penjelasan Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne

           Sebagaimana tokoh-tokoh lainnya dalam psikologi pembelajaran, Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu seseorang. Lingkungan individu seseorang meliputi lingkungan rumah, geografis, sekolah, dan berbagai lingkungan sosial. Berbagai lingkungan itulah yang akan menentukan apa yang akan dipelajari oleh seseorang dan selanjutnya akan menentukan akan menjadi apa ia nantinya.
Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar itu bersifat kompleks. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa hasil belajar akan mengakibatkan perubahan pada seseorang yang berupa perubahan kemampuan, perubahan sikap, perubahan minat atau nilai pada seseorang. Perubahan tersebut bersifat menetap meskipun hanya sementara.
Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu individu yang belajar, situasi stimulus, dan responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulasi. Selanjutnya, Gagne juga mengemukakan tentang sistematika delapan tipe belajar, sistematika lima jenis belajar, fase-fase belajar, implikasi dalam pembelajaran, serta aplikasi dalam pembelajaran.

A. Sistematika ”Delapan TipeBelajar”
     Menurut Robert M. Gagne, ada 8 tipe belajar, yaitu:
  1. Tipe belajar tanda (Signal learning)
Belajar dengan cara ini dapat dikatakan sama dengan apa yang dikemukakan oleh Pavlov. Semua jawaban/respons menurut kepada tanda/sinyal. Contoh, mbil sikap tertentu. Melihat abah-abah ”siap!” merupakan suatu signal atau isyarat untuk mengambil sikap tertentu. Melihat wajah ibu menimbulkan rasa senang. Wajah ibu disini merupakan isyarat yang menimbulkan rasa senang itu. Melihat ular atau ulat yang besar menimbulkan rasa jijik. Melihat ular itu merupakan isyarat yang menimbulkan perasaan tertentu. Signal learning ini mirip dengan conditioning menurut Pavlov dan timbul setelah sejumlah pengalaman tertentu. Respons yang timbul bersifat umum, kabur, emosional. Selain timbulnya dengan tak sengaja dan tak dapat dikuasai.
    1. Tipe belajar rangsang-reaksi (Stimulus-response learning)
Tipe ini hampir serupa dengan tipe satu, namun pada tipe ini, timbulnya respons juga karena adanya dorongan yang datang dari dalam serta adanya penguatan sehingga seseorang mau melakukan sesuatu secara berulang-ulang. Conpan ”toh, kucing dapat diajar ”memberi salam” dengan mengangkat kaki depannya bila kita katakan ”kasi tangan” atau ”salam”. Ucapan ”kasi tangan” merupakan stimulus yang menimbulkan respons ”memberi salam” oleh kucing itu. Kemampuan ini tidak dip[eroleh dengan tiba-tiba, akan tetapi melalui latihan-latihan. Respons itu dapat diatur dan dikuasai, jadi berlainan dengan belajar Type 1. Reasons bersifat spesifik, jadi tidak umum dan kabur. Respons itu diperkuat atau di-reinforce dengan adanya imbalan atau reward. Sering gerakan motoris merupakan komponen penting dalam respons itu. Dengan belajar stimulus respons ini seorang belajar mengucpkan kata-kata dalam bahasa asing. Demikian pula seorang bayi belajar mengatakan ”mama”.
    1. Tipe belajar berangkai (Chaining Learning)
Pada tahap ini terjadi serangkaian hubungan stimulus-respons, maksudnya adalah bahwa suatu respons­­­ pada gilirannya akan menjadi stimulus baru dan selanjutnya akan menimbulkan respons baru. Contoh, dalam bahasa kita banyak contoh ”chaining” seperti ”ibu-bapak”, ”kampung halaman”, ”selamat tinggal”, dan sebagainya. Juga dalam perbuatan kita banyak terdapat ”chaining” ini, misalnya pulang dari kantor, ganti baju, makan Chaing terjadi bila terbentuk hubungan antara beberapa S-R, oleh sebab yang satu terjadi segera setelah yang satu lagi, jadi berdasarkan ”contiguity”.
    1. Tipe belajar asosiasi verbal (Verbal association learning)
Tipe ini berhubungan dengan penggunaan bahasa, dimana hasil belajarnya yaitu memberikan reaksi verbal pada stimulus/perangsang. Contoh, bentuk verbal association yang paling sederhana ialah bila diperlihatkan suatu bentuk geometris, dan anak itu dapat mengatakan ”bujur sangkar”, atau mengatakan ”itu bola saya” bila dilihatnya bolanya. Sebelumnya ia harus membedakan bentuk geometris agar dapat mengenal ”bujur sangkar” sebagai salah satu bentuk geometris, atau mengenal ”bola”, ”saya” dan ”itu”. Hubungan itu terbentuk, bila unsur-unsur itu terdapat dalam urutan tertentu, yang satu segera mengikuti yang satu lagi (contiguity).
    1. Tipe belajar membedakan (Discrimination learning)
Hasil dari tipe belajar ini adalah kemampuan untuk membeda-bedakan antar objek-objek yang terdapat dalm lingkungan fisik. Contoh, anak dapat mengenal berbagai merk mobil beserta namanya, walaupun tampaknya mobil itu banyak bersamaan. Demikian pula ia dapat membedakan manusia yang satu dari yang lain, juga tanaman, binatang, dan lain-lain. Guru mengenal murid beserta nama masing-masing karena mampu mengadakan diskriminasi diantara murid-murid itu. Diskriminasi didasarkan atas ”chain. Anak misalnya harus mengenal mobil tertentu beserta namanya. Untuk mengenal mobil lain harus pula diadakannya ”chain” baru, dengan kemungkinan yang satu akan mengganggu yang satu lagi. Makin banyak yangb harus dirangkaikan, makin besar kesulitan yang dihadapi, karena kemungkinan gangguan atau ”interference” itu, dan kemungkinan suatu chain dilupakan.
    1. Tipe belajar konsep (Concept Learning)
Belajar pada tipe ini terutama dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman atau pengertian tentang suatu yang mendasar. Contoh, belajar konsep mungkin karena kesanggupan manusia untuk mengadakan representasi internal tentang dunia sekitarnya dengan menggunakan bahasa. Mungkin juga binatang dapat melakukan demikian akan tetapi sangat terbatas. Manusia dapat melakukanyya tanpa batas berkat bahasa dan kemampuannya mengabstraksi. Enggolongkan Dengan menguasai konsep, ia dapat menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep itu, misalnya menurut warna, bentuk, besar, jumlah dan sebagainya. Ia dapat menggolongkan manusia menurut hubungan keluarga, seperti bapak, ibu, paman, saudara, dan sebagainya, menurut bangsa, pekerjaan, dan sebagainya.
    1. Tipe belajar kaidah (RuleLearning)
Tipe belajar ini menghasilkan suatu kaidah yang terdirsebi atas penggabungan beberapa konsep. Contoh, type belajar ini banyak terdapat dalam pelajaran disekolah. Banyak aturan yang perlu diketahui oleh setiap orang yang terdidik. Aturan ini terdapat dalam tiap mata pelajaran. Misalnya, benda yang dipanaskan memuai, angin berembus dari daerah maksimum ke daerah minimum, (a+b) (a-b) = a2 – b2, untuk menjamin keselamatan negara harus diadakn pertahanan yang ampuh, tiap warganegara harus setia pada negaranya, dan sebagainya. Ada yang mengatakan, bahwaanak-anak harus menemukan sendiri aturan-aturan itu. Ada pula yang berpendirian, aturan-aturan dapat juga dipelajari dengan menberitahukannya kepada murid desertai dengan contoh-contoh, dan cara ini lebih singkat dan tidak kurang efektifnya. Mengenal aturan tanpa memahaminya akan merupakan ”verbal chain” saja dan ini hanya menunjukkan cara belajar-mengajar yang salah.
    1. Tipe belajar pemecahan masalah (Problem solving)
Tipe belajar ini menghasilkan suatu prinsip yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan. Contoh, problem solving atau memecahkan masalah sesuatunyang bisa dalam hidup setipa manusia dan tiap hari sepuluh dua puluh kali ia memecahkan masalah. Ia berfikir bagainam mengelakkan kemacetan lalu lintas, bagaimana mengatur waktunya, bagimana engatasi kenakalan anaknya, membeli pakaian untuk hari ulang tahun anaknya, dan sebagainya. Hidup kita penuh dengan berbagai masalah ada yang banyak sedikharus it telah kita kenal, ada pula yang baru bagi kita.  Disekolah murid-murid terus menerus dihadapkan dengan berbagai maslah dalam tiap mata pelajaran.  Memecahkan masalah memerlukan pemikiran dengan menggunakan dan menghubungkan berbagai aturan-aturan yang kita kenal menurut kombinasi yang berlainan.

B. Sistematika “Lima Jenis Belajar”
Sistematika ini tidak jauh berbeda dengan sistematika delapan tipe belajar, dimana isinya merupakan bentuk penyederhanaan dari sistematika delapan tipe belajar. Uraian tentang sistematika lima jenis belajar ini memperhatikan pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar ini merupakan kemampuan internal yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang tersebut melakukan sesuatu yang dapat memberikan ptrestasi tertentu.
Sistematika ini mencakup semua hasil belajar yang dapat diperoleh, namun tidak menunjukkan setiap hasil belajar atau kemampuan internal satu-persatu. Akan tetapi memgelompokkan hasil-hasil belajar yang memiliki ciri-ciri sama dalam satu kategori dan berbeda sifatnya dari kategori lain. Maka dapat dikatakan, bahwa sistematika Gagne meliputi lima kategori hasil belajar. Kelima kategori hasil belajar tersebut adalah informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.
      1. Informasi verbal (Verbal information)
 Merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan, dan tertulis. Pengetahuan tersebut diperoleh dari sumber yang juga menggunakan bahasa, lisan maupun tertulis. Informasi verbal meliputi ”cap verbal” dan ”data/fakta”. Cap verbal yaitu kata yang dimiliki seseorang untuk menunjuk pada obyek-obyek yang dihadapi, misalnya ’kursi’. Data/fakta adalah kenyataan yang diketahui, misalnya ’Ibukota negara Indonesia adalah Jakarta’.
      1. Kemahiran intelektual (Intellectual skill)
Yang dimaksud adalah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, dan gambar). Kategori kemahiran intelektual terbagi lagi atas empat subkemampuan, yaitu:
a. Diskriminasi jamak, yaitu kemampuan seseorang dalam mendeskripsikan benda yang dilihatnya.
b. Konsep, ialah satuan arti yang mewakili sejumlah obyek yang memiliki ciri-ciri sama. Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang harus didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada obyek-obyek dalam lingkungan fisik. Konsep yang didefinisiskan adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik.
c.  Kaidah, yaitu kemampuan seseorang untuk menggabungkan dua konsep atau lebih sehingga dapat memahami pengertiannya.
d.   Prinsip. Dalam prinsip telah terjadi kombinasi dari beberapa kaidah, sehingga terbentuk suatu kaidah yang bertaraf lebih tinggi dan lebih kompleks. Berdasarkan prinsip tersebut, seseorang mampu memecahkan suatu permasalahan, dan kemudian menerapkan prinsip tersebut pada permasalahan yang sejenis.
      1. Pengaturan kegiatan kognitif (Cognitive strategy)
Merupakan suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas belajar dan berpikirnya sendiri, sehingga ia menggunakan cara yang sama apabila menemukan kesulitan yang sama.

      1. Keterampilan motorik (Motor skill)
Adalah kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.
      1. Sikap (Attitude)
Merupakan kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalam mengambil tindakan, apakah baik atau buruk bagi dirinya sendiri.
C. Fase-Fase Belajar
            Fase-fase belajar ini berlaku bagi semua tipe belajar. Menurut Gagne, ada 4 buah fase dalam proses belajar, yaitu:
1.      Fase penerimaan (apprehending phase)
Pada fase ini, rangsang diterima oleh seseorang yang belajar. Ini ada beberapa langkah. Pertama timbulnya perhatian, kemudian penerimaan, dan terakhir adalah pencatatan (dicatat dalam jiwa tentang apa yang sudah diterimanya).
2.      Fase penguasaan (Acquisition phase)
Pada tahap ini akan dapat dilihat apakah seseorang telah belajar atau belum. Orang yang telah belajar akan dapat dibuktikannya dengan memperlihatkan adanya perubahan pada kemampuan atau sikapnya.
3.      Fase pengendapan (Storage phase)
Sesuatu yang telah dimiliki akan disimpan agar tidak cepat hilang sehingga dapat digunakan bila diperlukan. Fase ini berhubungan dengan ingatan dan kenangan.
4.      Fase pengungkapan kembali (Retrieval phase)
Apa yang telah dipelajari, dimiliki, dan disimpan (dsalam ingatan) dengan maksud untuk digunakan (memecahkan masalah) bila diperlukan. Jika kita akan menggunakan apa yang disimpan, maka kita harus mengeluarkannya dari tempat penyimpanan tersebut, dan inilah yang disebut dengan pengungkapan kembali. Fase ini meliputi penyadaran akan apa yang telah dipelajari dan dimiliki, serta mengungkapkannya dengan kata-kata (verbal) apa yang telah dimiliki tidak berubah-ubah.
Menurut Gagne, fase pertama dan kedua merupakan stimulus, dimana terjadinya proses belajar,sedangkan  pada fase ketiga dan keempat merupakan hasil belajar.






2.3  Implikasi Teori Gagne dalam Pembelajaran
  
  1. Mengontrol perhatian siswa.
  2. Memberikan informasi kepada siswa mengenai hasil belajar yang diharapkan guru.
  3. Merangsang dan mengingatkan kembali  kemampuan-kemampuan siswa.
  4. Penyajian stimuli yang tak bisa dipisah-pisahkan dari tugas belajar.
  5. Memberikan bimbingan belajar.
  6. Memberikan umpan balik.
  7. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memeriksa hasil belajar yang telah dicapainya.
  8. Memberikan kesempatan untuk berlangsungnya transfer of learning.
  9. Memberikan kesempatan untuk melakukahn praktek dan penggunaan kemampuan yang baru diberikan.



BAB III

PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Teori belajar Gagne pada mulanya terdiri dari delapan sistematika, namun Gagne menyederhanakannya menjadi lima jenis belajar. Akan tetapi, diantara keduanya terdapat hubungan, yaitu tipe belajar 1, 2, dan 6 tertampung dalam sikap, meleui aspek afektif, konatif dan kognitif. Hasil tipe belajar 3 tertampung dalam keterampilan motorik, melalui terbentuknya rangkaian gerak-gerik. Hasil tipe belajar 4 tertampung dalam informasi verbal, melalui pemberian cap verbal dam terbentuknya rangkaian verbal. Hasil tipe belajar 5 dan 6 tertampung dalam kemahiran intelektual melaui konsep, kaidah, dan prinsip. Hasil tipe belajar 7 dan 8 tretampumg dalam pengaturan kegiatan kognitif.
 Dengan demikian jelaslah bahwa kedua sistematika itu tidak berdiri lepas yang satu dari yang lain, namun “sistematika lima jenis belajar” lebih bermanfaat untuk diterapkan dalam menganalisis proses balajar mengajar di sekolah karena dibedakan dengan tegas antara aspek hasil dan aspek proses dalam pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA

 

Antika, Linda Tri. Pemrosesan Informasi Gagne dan Hakekat Hasil Belajar. Online [Tersedia] http://linda-haffandi.blogspot.com/2011/10/pemrosesan-informasi-gagne-dan-hakikat.html. 4 April 2012
Muhtar, Zulkifli. 2011. Teori Pemrosesan Informasi. Online [Tersedia]: http://blogzulkifli.wordpress.com/2011/06/08/teori-pemrosesan-informasi/. 4 April 2012
Nasution, S.1982. Berbagi Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.Jakarta: PT BUMI  AKSARA
Sutrisno, Joko. 2008. Model Pemrosesan Informasi dalam Memori. Online [Tersedia]: http://www.erlangga.co.id/pendidikan/486-example-pages-and-menu-links.html. 4 April 2012


Sistem Pemrosesan Informasi

Tuesday, 18 March 2014
Posted by Unknown

// Copyright © Kontrakan E-dukasi //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //