Newest Post

// Posted by :Unknown // On :Tuesday, 18 March 2014

       BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

 


  

Tugas Makalah
(Disusun untuk memenuhi tugas kelompok)

“Sistem Pemrosesan Informasi”

OLEH :
Anisa Maharani (130210103065)
Ridlo Firmansyah (130210103078)

DOSEN PEMBIMBING : Sulifah Aprilya Hariani S.Pd, M.Pd
           
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIOLOGI
UNIVERSITAS JEMBER
2014



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dengan limpahan rahmat dan karuniaNya kita bisa menyelesaikan makalah Mata Kuliah Belajar Dan Pembelajaran yang bertema “Pemrosesan Sistem Informasi”.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa tugas yang kami susun jauh dari sempurna karena kesempurnaan hanya milikNya. Sehingga makalah ini banyak memerlukan kritik dan saran yang membangun agar tugas kami selanjutnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Terima kasih atas kerjasamanya dan semoga tugas ini bisa diterima dan memberikan manfaat kepada kita semua.






Jember , 01 Maret 2014



DAFTAR ISI

COVER HALAMAN .............................................................................................  i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................  ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................  iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................  1        
1.1  Latar Belakang .....................................................................................  1
1.2  Rumusan Masalah ................................................................................  1
1.3  Tujuan ...................................................................................................  2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................  3
2.1  Teori Belajar Menurut Robert M. Gagne  ................................................ 3
2.2  Penjelasan Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne .................. 5
A.    Sistematika ”Delapan TipeBelajar” ....................................................  6
B.     Sistematika “Lima Jenis Belajar” ........................................................  9
C.     Fase-Fase Belajar .................................................................................. 11
       2.3  Implikasi Teori Gagne dalam Pembelajaran .......................................... 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................  15
3.1  Kesimpulan ............................................................................................  15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 16


BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1.           Latar Belakang


Dalam mempelajari ilmu pendididkan, sering dikemukakan pertanyaan berupa ”mengapa seseorang perlu belajar?” untuk menjawab pertanyaan ini, sepertinya kita sependapat bahwa di dunia ini tak ada makhluk hidup yang ketika baru dilahirkan dapat melakukan segala sesuatu dengan sendirinya, begitu juga dengan manusia. Sejak ia bayi, bahkan ketika dewasa pun, ia pasti membutuhkan bantuan orang lain.
Jika bayi manusia yang baru dilahirkan tidak mendapat bantuan dari manusia dewasa lainnya, tentu ia akan binasa. Ia tidak mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak dididik oleh manusia. Oleh karena itu, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Selain itu, manusia juga makhluk berbudaya, sehingga belajar merupakan kebutuhan yang vital sejak manusia dilahirkan. Manusia selalu memerlukan dan melakukan perbuatan belajar kapan saja dan dimana saja ia berada.
Banyak ilmuan yang telah menemukan teori belajar. Salah satu teori belajar tersebut adalah teori belajar dari Robert M. Gagne, yang akan kami bahas dalam maklah ini.

1.2  Rumusan Masalah 


Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka dapat di rumuskan masalah-masalah sebagai berikut:
1)  Bagaimana teori pemrosesan informasi ?
2)  Bagaimana penjelasan teori pemrosesan informasi dari Robert Gagne?
3)  Bagaimana implikasi teori Gagne dalam pembelajaran?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjawab masalah-masalah dalam makalah yaitu:
1)      Mendeskripsikan teori pemrosesan informasi
2)      Mendeskripsikan teori pemrosesan informasi dari Robert Gagne
3)      Mengetahui dan memahami implikasi teori Gagne dalam pembelajaran.




BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1  Teori Belajar Menurut Robert M. Gagne 

Teori belajar yang oleh Gagne (1988) disebut dengan ‘Information Processing Learning Theory’.Teori ini merupakan gambaran atau model dari kegiatan di dalam otak manusia di saat memroses suatu informasi.Karenanya teori belajar tadi disebut juga ‘Information-Processing Model’ oleh Lefrancois atau ‘Model Pemrosesan Informasi’. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Dalam suatu kegiatan belajar, seseorang menerima informasi dan kemudian mengolah informasi tersebut di dalam memori. Pemrosesan informasi dalam memori manusia diproses dan disimpan dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu Sensory Memory, Short-term Memory, dan Long-term Memory. Model pemrosesan informasi ini dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut:

                2.1.1.  Sensory Memory (SM)

Informasi masuk ke dalam sistem pengolah informasi manusia melalui berbagai saluran sesuai dengan inderanya. Sistem persepsi bekerja pada informasi ini untuk menciptakan apa yang kita pahami sebagai persepsi. Karena keterbatasan kemampuan dan banyaknya informasi yang masuk, tidak semua informasi bisa diolah.Informasi yang baru saja diterima ini disimpan dalam suatu ruang sementara (buffer) yang disebut sensory memory.Durasi suatu informasi dapat tersimpan di dalam sensory memory ini sangat singkat, kurang dari 1/2 sekon untuk informasi visual dan sekitar 3 sekon untuk informasi audio.Tahap pemrosesan informasi tahap pertama ini sangat penting karena menjadi syarat untuk dapat melakukan pemrosesan informasi di tahap berikutnya, sehingga perhatian pembelajar terhadap informasi yang baru diterimanya ini menjadi sangat diperlukan. Pembelajar akan memberikan perhatian yang lebih terhadap informasi jika informasi tersebut memiliki fitur atau ciri khas yang menarik dan jika informasi tersebut mampu mengaktifkan pola pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (prior knowledge).

2.1.2.  Short-term Memory (STM) atau “Working Memory”

Short-term memory atau working memory berhubungan dengan apa yang sedang dipikirkan seseorang pada suatu saat ketika menerima stimulus dari lingkungan. Durasi suatu informasi tersimpan di dalam short-term memory adalah 15 – 20 sekon. Durasi penyimpanan di dalam short-term memory ini akan bertambah lama, bisa menjadi sampai 20 menit, jika terdapat pengulangan informasi. Informasi yang masuk ke dalam short-term memory berangsur-angsur menghilang ketika informasi tersebut tidak lagi diperlukan. Jika informasi dalam short-term memory ini terus digunakan, maka lama-kelamaan informasi tersebut akan masuk ke dalam tahapan penyimpanan informasi berikutnya, yaitu long-term memory.

2.1.3.  Long-term Memory (LTM)

Long-term memory merupakan memory penyimpanan yang relatif permanen, yang dapat menyimpan informasi meskipun informasi tersebut mungkin tidak diperlukan lagi.Informasi yang tersimpan di dalam long-term memory diorganisir ke dalam bentuk struktur pengetahuan tertentu, atau yang disebut dengan schema. Schema mengelompokkan elemen-elemen informasi sesuai dengan bagaimana nantinya informasi tersebut akan digunakan, sehingga schema memfasilitasi akses informasi di waktu mendatang ketika akan digunakan (proses memanggil kembali informasi). Dengan demikian, keahlian seseorang berasal dari pengetahuan yang tersimpan dalam bentuk schema di dalam long-term memory, bukan dari kemampuannya untuk melibatkan diri dengan elemen-elemen informasi yang belum terorganisasi di dalam long-term memory.
Penyimpanan informasi dalam long-term memory dapat diumpamakan seperti peristiwa yang terjadi pada penulisan data ke dalam disket atau hardisk komputer atau pun perekaman suara ke dalam kaset.Kapasitas penyimpanan dalam long-term memory ini dapat dikatakan tak terbatas besarnya dengan durasi penyimpanan seumur hidup. Kapasitas penyimpanan disebut tak terbatas dalam arti bahwa tidak ada seseorang pun yang pernah kekurangan “ruang” untuk menyimpan informasi baru, berapa pun umur orang tersebut. Durasi penyimpanan seumur hidup diartikan sebagai informasi yang sudah masuk di dalam long-term memory tidak akan pernah hilang, meskipun bisa saja terjadi informasi tersebut tidak berhasil diambil kembali (retrieval) karena beberapa alasan.

2.2  Penjelasan Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne

           Sebagaimana tokoh-tokoh lainnya dalam psikologi pembelajaran, Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu seseorang. Lingkungan individu seseorang meliputi lingkungan rumah, geografis, sekolah, dan berbagai lingkungan sosial. Berbagai lingkungan itulah yang akan menentukan apa yang akan dipelajari oleh seseorang dan selanjutnya akan menentukan akan menjadi apa ia nantinya.
Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar itu bersifat kompleks. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa hasil belajar akan mengakibatkan perubahan pada seseorang yang berupa perubahan kemampuan, perubahan sikap, perubahan minat atau nilai pada seseorang. Perubahan tersebut bersifat menetap meskipun hanya sementara.
Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu individu yang belajar, situasi stimulus, dan responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulasi. Selanjutnya, Gagne juga mengemukakan tentang sistematika delapan tipe belajar, sistematika lima jenis belajar, fase-fase belajar, implikasi dalam pembelajaran, serta aplikasi dalam pembelajaran.

A. Sistematika ”Delapan TipeBelajar”
     Menurut Robert M. Gagne, ada 8 tipe belajar, yaitu:
  1. Tipe belajar tanda (Signal learning)
Belajar dengan cara ini dapat dikatakan sama dengan apa yang dikemukakan oleh Pavlov. Semua jawaban/respons menurut kepada tanda/sinyal. Contoh, mbil sikap tertentu. Melihat abah-abah ”siap!” merupakan suatu signal atau isyarat untuk mengambil sikap tertentu. Melihat wajah ibu menimbulkan rasa senang. Wajah ibu disini merupakan isyarat yang menimbulkan rasa senang itu. Melihat ular atau ulat yang besar menimbulkan rasa jijik. Melihat ular itu merupakan isyarat yang menimbulkan perasaan tertentu. Signal learning ini mirip dengan conditioning menurut Pavlov dan timbul setelah sejumlah pengalaman tertentu. Respons yang timbul bersifat umum, kabur, emosional. Selain timbulnya dengan tak sengaja dan tak dapat dikuasai.
    1. Tipe belajar rangsang-reaksi (Stimulus-response learning)
Tipe ini hampir serupa dengan tipe satu, namun pada tipe ini, timbulnya respons juga karena adanya dorongan yang datang dari dalam serta adanya penguatan sehingga seseorang mau melakukan sesuatu secara berulang-ulang. Conpan ”toh, kucing dapat diajar ”memberi salam” dengan mengangkat kaki depannya bila kita katakan ”kasi tangan” atau ”salam”. Ucapan ”kasi tangan” merupakan stimulus yang menimbulkan respons ”memberi salam” oleh kucing itu. Kemampuan ini tidak dip[eroleh dengan tiba-tiba, akan tetapi melalui latihan-latihan. Respons itu dapat diatur dan dikuasai, jadi berlainan dengan belajar Type 1. Reasons bersifat spesifik, jadi tidak umum dan kabur. Respons itu diperkuat atau di-reinforce dengan adanya imbalan atau reward. Sering gerakan motoris merupakan komponen penting dalam respons itu. Dengan belajar stimulus respons ini seorang belajar mengucpkan kata-kata dalam bahasa asing. Demikian pula seorang bayi belajar mengatakan ”mama”.
    1. Tipe belajar berangkai (Chaining Learning)
Pada tahap ini terjadi serangkaian hubungan stimulus-respons, maksudnya adalah bahwa suatu respons­­­ pada gilirannya akan menjadi stimulus baru dan selanjutnya akan menimbulkan respons baru. Contoh, dalam bahasa kita banyak contoh ”chaining” seperti ”ibu-bapak”, ”kampung halaman”, ”selamat tinggal”, dan sebagainya. Juga dalam perbuatan kita banyak terdapat ”chaining” ini, misalnya pulang dari kantor, ganti baju, makan Chaing terjadi bila terbentuk hubungan antara beberapa S-R, oleh sebab yang satu terjadi segera setelah yang satu lagi, jadi berdasarkan ”contiguity”.
    1. Tipe belajar asosiasi verbal (Verbal association learning)
Tipe ini berhubungan dengan penggunaan bahasa, dimana hasil belajarnya yaitu memberikan reaksi verbal pada stimulus/perangsang. Contoh, bentuk verbal association yang paling sederhana ialah bila diperlihatkan suatu bentuk geometris, dan anak itu dapat mengatakan ”bujur sangkar”, atau mengatakan ”itu bola saya” bila dilihatnya bolanya. Sebelumnya ia harus membedakan bentuk geometris agar dapat mengenal ”bujur sangkar” sebagai salah satu bentuk geometris, atau mengenal ”bola”, ”saya” dan ”itu”. Hubungan itu terbentuk, bila unsur-unsur itu terdapat dalam urutan tertentu, yang satu segera mengikuti yang satu lagi (contiguity).
    1. Tipe belajar membedakan (Discrimination learning)
Hasil dari tipe belajar ini adalah kemampuan untuk membeda-bedakan antar objek-objek yang terdapat dalm lingkungan fisik. Contoh, anak dapat mengenal berbagai merk mobil beserta namanya, walaupun tampaknya mobil itu banyak bersamaan. Demikian pula ia dapat membedakan manusia yang satu dari yang lain, juga tanaman, binatang, dan lain-lain. Guru mengenal murid beserta nama masing-masing karena mampu mengadakan diskriminasi diantara murid-murid itu. Diskriminasi didasarkan atas ”chain. Anak misalnya harus mengenal mobil tertentu beserta namanya. Untuk mengenal mobil lain harus pula diadakannya ”chain” baru, dengan kemungkinan yang satu akan mengganggu yang satu lagi. Makin banyak yangb harus dirangkaikan, makin besar kesulitan yang dihadapi, karena kemungkinan gangguan atau ”interference” itu, dan kemungkinan suatu chain dilupakan.
    1. Tipe belajar konsep (Concept Learning)
Belajar pada tipe ini terutama dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman atau pengertian tentang suatu yang mendasar. Contoh, belajar konsep mungkin karena kesanggupan manusia untuk mengadakan representasi internal tentang dunia sekitarnya dengan menggunakan bahasa. Mungkin juga binatang dapat melakukan demikian akan tetapi sangat terbatas. Manusia dapat melakukanyya tanpa batas berkat bahasa dan kemampuannya mengabstraksi. Enggolongkan Dengan menguasai konsep, ia dapat menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep itu, misalnya menurut warna, bentuk, besar, jumlah dan sebagainya. Ia dapat menggolongkan manusia menurut hubungan keluarga, seperti bapak, ibu, paman, saudara, dan sebagainya, menurut bangsa, pekerjaan, dan sebagainya.
    1. Tipe belajar kaidah (RuleLearning)
Tipe belajar ini menghasilkan suatu kaidah yang terdirsebi atas penggabungan beberapa konsep. Contoh, type belajar ini banyak terdapat dalam pelajaran disekolah. Banyak aturan yang perlu diketahui oleh setiap orang yang terdidik. Aturan ini terdapat dalam tiap mata pelajaran. Misalnya, benda yang dipanaskan memuai, angin berembus dari daerah maksimum ke daerah minimum, (a+b) (a-b) = a2 – b2, untuk menjamin keselamatan negara harus diadakn pertahanan yang ampuh, tiap warganegara harus setia pada negaranya, dan sebagainya. Ada yang mengatakan, bahwaanak-anak harus menemukan sendiri aturan-aturan itu. Ada pula yang berpendirian, aturan-aturan dapat juga dipelajari dengan menberitahukannya kepada murid desertai dengan contoh-contoh, dan cara ini lebih singkat dan tidak kurang efektifnya. Mengenal aturan tanpa memahaminya akan merupakan ”verbal chain” saja dan ini hanya menunjukkan cara belajar-mengajar yang salah.
    1. Tipe belajar pemecahan masalah (Problem solving)
Tipe belajar ini menghasilkan suatu prinsip yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan. Contoh, problem solving atau memecahkan masalah sesuatunyang bisa dalam hidup setipa manusia dan tiap hari sepuluh dua puluh kali ia memecahkan masalah. Ia berfikir bagainam mengelakkan kemacetan lalu lintas, bagaimana mengatur waktunya, bagimana engatasi kenakalan anaknya, membeli pakaian untuk hari ulang tahun anaknya, dan sebagainya. Hidup kita penuh dengan berbagai masalah ada yang banyak sedikharus it telah kita kenal, ada pula yang baru bagi kita.  Disekolah murid-murid terus menerus dihadapkan dengan berbagai maslah dalam tiap mata pelajaran.  Memecahkan masalah memerlukan pemikiran dengan menggunakan dan menghubungkan berbagai aturan-aturan yang kita kenal menurut kombinasi yang berlainan.

B. Sistematika “Lima Jenis Belajar”
Sistematika ini tidak jauh berbeda dengan sistematika delapan tipe belajar, dimana isinya merupakan bentuk penyederhanaan dari sistematika delapan tipe belajar. Uraian tentang sistematika lima jenis belajar ini memperhatikan pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar ini merupakan kemampuan internal yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang tersebut melakukan sesuatu yang dapat memberikan ptrestasi tertentu.
Sistematika ini mencakup semua hasil belajar yang dapat diperoleh, namun tidak menunjukkan setiap hasil belajar atau kemampuan internal satu-persatu. Akan tetapi memgelompokkan hasil-hasil belajar yang memiliki ciri-ciri sama dalam satu kategori dan berbeda sifatnya dari kategori lain. Maka dapat dikatakan, bahwa sistematika Gagne meliputi lima kategori hasil belajar. Kelima kategori hasil belajar tersebut adalah informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.
      1. Informasi verbal (Verbal information)
 Merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan, dan tertulis. Pengetahuan tersebut diperoleh dari sumber yang juga menggunakan bahasa, lisan maupun tertulis. Informasi verbal meliputi ”cap verbal” dan ”data/fakta”. Cap verbal yaitu kata yang dimiliki seseorang untuk menunjuk pada obyek-obyek yang dihadapi, misalnya ’kursi’. Data/fakta adalah kenyataan yang diketahui, misalnya ’Ibukota negara Indonesia adalah Jakarta’.
      1. Kemahiran intelektual (Intellectual skill)
Yang dimaksud adalah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, dan gambar). Kategori kemahiran intelektual terbagi lagi atas empat subkemampuan, yaitu:
a. Diskriminasi jamak, yaitu kemampuan seseorang dalam mendeskripsikan benda yang dilihatnya.
b. Konsep, ialah satuan arti yang mewakili sejumlah obyek yang memiliki ciri-ciri sama. Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang harus didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada obyek-obyek dalam lingkungan fisik. Konsep yang didefinisiskan adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik.
c.  Kaidah, yaitu kemampuan seseorang untuk menggabungkan dua konsep atau lebih sehingga dapat memahami pengertiannya.
d.   Prinsip. Dalam prinsip telah terjadi kombinasi dari beberapa kaidah, sehingga terbentuk suatu kaidah yang bertaraf lebih tinggi dan lebih kompleks. Berdasarkan prinsip tersebut, seseorang mampu memecahkan suatu permasalahan, dan kemudian menerapkan prinsip tersebut pada permasalahan yang sejenis.
      1. Pengaturan kegiatan kognitif (Cognitive strategy)
Merupakan suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas belajar dan berpikirnya sendiri, sehingga ia menggunakan cara yang sama apabila menemukan kesulitan yang sama.

      1. Keterampilan motorik (Motor skill)
Adalah kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.
      1. Sikap (Attitude)
Merupakan kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalam mengambil tindakan, apakah baik atau buruk bagi dirinya sendiri.
C. Fase-Fase Belajar
            Fase-fase belajar ini berlaku bagi semua tipe belajar. Menurut Gagne, ada 4 buah fase dalam proses belajar, yaitu:
1.      Fase penerimaan (apprehending phase)
Pada fase ini, rangsang diterima oleh seseorang yang belajar. Ini ada beberapa langkah. Pertama timbulnya perhatian, kemudian penerimaan, dan terakhir adalah pencatatan (dicatat dalam jiwa tentang apa yang sudah diterimanya).
2.      Fase penguasaan (Acquisition phase)
Pada tahap ini akan dapat dilihat apakah seseorang telah belajar atau belum. Orang yang telah belajar akan dapat dibuktikannya dengan memperlihatkan adanya perubahan pada kemampuan atau sikapnya.
3.      Fase pengendapan (Storage phase)
Sesuatu yang telah dimiliki akan disimpan agar tidak cepat hilang sehingga dapat digunakan bila diperlukan. Fase ini berhubungan dengan ingatan dan kenangan.
4.      Fase pengungkapan kembali (Retrieval phase)
Apa yang telah dipelajari, dimiliki, dan disimpan (dsalam ingatan) dengan maksud untuk digunakan (memecahkan masalah) bila diperlukan. Jika kita akan menggunakan apa yang disimpan, maka kita harus mengeluarkannya dari tempat penyimpanan tersebut, dan inilah yang disebut dengan pengungkapan kembali. Fase ini meliputi penyadaran akan apa yang telah dipelajari dan dimiliki, serta mengungkapkannya dengan kata-kata (verbal) apa yang telah dimiliki tidak berubah-ubah.
Menurut Gagne, fase pertama dan kedua merupakan stimulus, dimana terjadinya proses belajar,sedangkan  pada fase ketiga dan keempat merupakan hasil belajar.






2.3  Implikasi Teori Gagne dalam Pembelajaran
  
  1. Mengontrol perhatian siswa.
  2. Memberikan informasi kepada siswa mengenai hasil belajar yang diharapkan guru.
  3. Merangsang dan mengingatkan kembali  kemampuan-kemampuan siswa.
  4. Penyajian stimuli yang tak bisa dipisah-pisahkan dari tugas belajar.
  5. Memberikan bimbingan belajar.
  6. Memberikan umpan balik.
  7. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memeriksa hasil belajar yang telah dicapainya.
  8. Memberikan kesempatan untuk berlangsungnya transfer of learning.
  9. Memberikan kesempatan untuk melakukahn praktek dan penggunaan kemampuan yang baru diberikan.



BAB III

PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Teori belajar Gagne pada mulanya terdiri dari delapan sistematika, namun Gagne menyederhanakannya menjadi lima jenis belajar. Akan tetapi, diantara keduanya terdapat hubungan, yaitu tipe belajar 1, 2, dan 6 tertampung dalam sikap, meleui aspek afektif, konatif dan kognitif. Hasil tipe belajar 3 tertampung dalam keterampilan motorik, melalui terbentuknya rangkaian gerak-gerik. Hasil tipe belajar 4 tertampung dalam informasi verbal, melalui pemberian cap verbal dam terbentuknya rangkaian verbal. Hasil tipe belajar 5 dan 6 tertampung dalam kemahiran intelektual melaui konsep, kaidah, dan prinsip. Hasil tipe belajar 7 dan 8 tretampumg dalam pengaturan kegiatan kognitif.
 Dengan demikian jelaslah bahwa kedua sistematika itu tidak berdiri lepas yang satu dari yang lain, namun “sistematika lima jenis belajar” lebih bermanfaat untuk diterapkan dalam menganalisis proses balajar mengajar di sekolah karena dibedakan dengan tegas antara aspek hasil dan aspek proses dalam pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA

 

Antika, Linda Tri. Pemrosesan Informasi Gagne dan Hakekat Hasil Belajar. Online [Tersedia] http://linda-haffandi.blogspot.com/2011/10/pemrosesan-informasi-gagne-dan-hakikat.html. 4 April 2012
Muhtar, Zulkifli. 2011. Teori Pemrosesan Informasi. Online [Tersedia]: http://blogzulkifli.wordpress.com/2011/06/08/teori-pemrosesan-informasi/. 4 April 2012
Nasution, S.1982. Berbagi Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.Jakarta: PT BUMI  AKSARA
Sutrisno, Joko. 2008. Model Pemrosesan Informasi dalam Memori. Online [Tersedia]: http://www.erlangga.co.id/pendidikan/486-example-pages-and-menu-links.html. 4 April 2012


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

// Copyright © Kontrakan E-dukasi //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //