Newest Post
// Posted by :Unknown
// On :Friday, 28 February 2014
Kiri dan kanan tidak hanya menunjukan letak atau arah. Lebih dari itu, kiri dan kanan memiliki makna filosofi. Kiri itu dianggap mewakili hal-hal yang dianggap tidak baik sebaliknya kanan mewakili hal-hal yang dianggap baik. Misalnya kiri itu dianggap mewakili ketidakadaan Tuhan sedangkan kanan itu mewakili keberadaan Tuhan. Secara normatif, kognisi kita akan cenderung menyatakan ketidakadaan Tuhan itu tidak baik. Kita biasanya akan cenderung sinis menghadapi orang yang dianggap kekiri-kirian. Beraktifitas dengan tangan kiri itu dianggap tidak sopan. Burung Garuda dari awalnya selalu menghadap ke kanan, menghadap kepada kebenaran.
Seperti halnya orang berbahasa Inggris menyimbolkan kata benar dengan ‘right’. Kalaupun ada kemudahan yang ditawarkan kiri itu biasanya ada di persimpangan jalan. Biasanya belok kiri boleh jalan terus, sedangkan ke kanan harus mengikuti APILL.
Bagi saya pribadi hal tersebut hanyalah simbol saja. Untuk memudahkan pemahaman saja. Meskipun seringkali menimbulkan kesalahpahaman jika kita terjebak dalam simbol-simbol itu. Lebih mengutamakan simbol itu sendiri daripada hal yang diwakilkannya. Karena memang pada kenyataannya tidak begitu. Kebenaran itu bukanlah kanan, ketidakbenaran juga bukan kiri. Kebenaran adalah kebenaran itu sendiri.
Pada kenyataannya kanan dan kiri itu saling membutuhkan, saling melengkapi, sehingga sudah seharusnya saling memahami. Tanpa kiri, kanan bukanlah apa-apa, sebaliknya juga begitu. Tanpa salah satu dari keduanya maka tidak akan tercipta keseimbangan. Tanpa keseimbangan maka tidak akan ada kehidupan. Yang tegak akan roboh, yang berdiri akan jatuh, yang bersatu akan tercerai-berai.
Sudahlah. Tidak ada gunanya memperdebatkan simbol-simbol. Buang-buang waktu, juga buang-buang kopi…